Maukah Kamu?

Would you like to spend a day with me?


Itu seperti kata yang tersirat ketika nonton Before Sunrise dan Before Sunset. Ketika nonton kedua atau salah satu film itu rasanya ingin sekali merasakan hal seperti itu. Berjalan terus sekeliling kota dan berbincang atas semua hal. Tampak menggiurkan dan sangat menggoda. Menghabiskan waktu bersama.

Kemarin memang sempat nonton Before Sunset. Dulu juga sempat melihat film making-nya. Film lanjutan ini skenarionya dibuat dalam diskusi yang panjang. Si pemeran perempuan itu berperan pula pada penulisan dialog. Itu yang menarik. Dia menumpahkan segala impian yang begitu menggoda.

Yang membuat film ini berbeda dari yang lain adalah disebutkan 16 Desember. Terdengar sebagai pujian bagi saya walau itu tidak ada ucapan selamat ulang tahun di dalamnya. Dan karakter perempuan itu berzodiak sagitarius. Saya lupa zodiak si laki-laki.

Sejenak merasa saya seperti apa yang terjadi di dalam film itu. Sebenarnya itu hal yang wajar, biasanya orang yang menikmati suatu karya (entah itu karya sastra atau hal lain yang mengundang interpretasi karya) memilih sudut pandang yang sangat familiar dengan mereka. Dalam kasus saya, saya melihatnya dari diri saya sebagai kacamata utama. Tokoh perempuan tampak sangat memonopoli pembicaraan. Caranya memonopoli begitu memukau, mungkin saya tidak mampu memukau dengan indahnya seperti itu tapi jelas sering memonopoli.

Membuat iri. Menghabiskan beberapa waktu dengan orang yang menyenangkan pasti akan menyenangkan.
sedih + sedih = bunuh diri massal
sedih + senang = senang
senang + senang = super senang
Senang selalu menang. Itu salah satu alasan kalau saya pergi ke luar kota, saya membuat janji untuk bertemu dengan teman-teman, jika hal itu memungkinkan.

Mungkin itu yang membuat orang ingin memiliki teman, pasangan, atau kenalan baru. Manusia juga makhluk sosial. Kalau terkait sosial, pasti juga berhubungan dengan manusia lain. Untuk saya, saya suka sekali memperhatikan orang. Apalagi kalau sedang tidak ada yang dipikirkan. Memerhatikan sesuatu yang terjadi di depan mata begitu menarik.

Apakah kita memiliki pilihan minum yang sama? Dengan tambahan gula yang sama? Atau pilihan makanan yang tampak lebih enak? Lalu, jadi terpikir, kita lebih suka dengan orang yang memiliki selera yang berbeda atau cenderung memiliki banyak kesamaan? Seperti di film Runaway Bride, si tokoh utama perempuan baru memiliki masakan telur yang sungguh dia suka setelah jalinan hubungan berkali-kali.

Mungkin ini menjadi suatu tulisan yang penuh curahan hati. Tak apalah. Saya juga bingung ini membicarakan apa.

Komentar

Anonim mengatakan…
Terima kasih untuk blog yang menarik
Gita P Djausal mengatakan…
Terima kasih telah menyempatkan membaca... :D

Postingan Populer