Sempurna

Sepintas lalu aku teringat, temanku bilang, "Kalau dia seperti sosok yang sempurna bagi lo, kenapa dia tidak memiliki hubungan percintaan?". Ada benarnya. Tapi mungkin aku yang salah. Sebetulnya tidak ada yang bisa menilai suatu kesempurnaan.

Jadi teringat tulisanku, ketika itu sulit untuk menghargai sebuah pertemanan seadanya. Aku terlalu banyak menumbuhi pikiran yang entah tidak ada dasarnya. Lelah sendiri karena tenggelam oleh rasa dan pikiran. Pada akhirnya, aku menyadari kelemahan aku untuk menghargai orang apa adanya.

Suatu yang tampak sempurna selalu menarik perhatian karena dia menyilaukan matamu. Kesempurnaan adalah ilusi manusia atau pencapaian yang imajiner. Manusia kan tidak pernah puas. Misalmya, "A scoop of ice cream would be perfect for me". Dua jam setelah  itu, perut lapar dan mulai mencari kudapan baru.

Mungkin aku tidak bisa berhadapan dengan kesempurnaan. Kilauan cahaya itu mungkin sesaat karena matahari sedang bersinar cerah. Redupnya cahaya matahari mempengaruhi kilauan cahaya itu. Maka ketika malam, kita tidak akan tertarik lagi. Rupanya semakin jelas. Ternyata dia sama seperti semua yang ada.

Semoga aku benar. Semoga aku tidak gegabah.

Sederhana saja. Aku hanya ingin merasa sempurna. Aku ingin merasa dihargai. Menjalani kebersamaan dengan penuh keriaan dengan harapan penuh bagi masa depan.

Komentar

Postingan Populer