Jepang Berguncang

Pada Jumat lalu (11/3/2011), Jepang terkena gempa bumi sebesar 8,9 SR. Gempa ini terjadi akibat pergeseran lempeng yang terjadi akibat pergerakan beberapa lempeng secara bersamaan, yang terjadi 1.000 tahun sekali. Akibatnya, terjadi gelombang tsunami yang melanda sebagian wilayah Jepang.

Saya mengetahui hal itu dari berita di internet yang seketika muncul ketika saya mengaktifkan internet di komputer saya. Langsung saya pindahkan saluran televisi, saya pilih saluran yang sering menyampaikan berita (bukan berita bidang hiburan). Tak lama, teman saya menganjurkan saluran televisi internasional, yang lebih menyampaikan berita terbaru.

Berduka akan Jepang. Air laut tampak begitu mudah menyapu semua yang ada. Tampilan gambar dari udara menunjukkan gambar tanpa detil. Seperti hamburan mainan Lego terbawa arus tenang. Padahal itu adalah rumah-rumah, bangunan, dan mobil yang terbawa arus. Ketika tayangan gambar lebih dekat, arus air begitu deras. Ada juga kapal yang menghantam jembatan. Rumah terbakar yang terbawa arus, perlahan padam. Asap hitam mengepul dan api berkobar. Mencekam

Disiarkan juga pidato PM Jepang terkait bencana yang baru saja terjadi. Ada kata yang terngiang, kagum mendengarnya. Dia bilang, "... dan masyarakat diminta untuk tenang." Pidato bahasa Jepang diartikan dalam bahasa Inggris oleh reporter televisi secara lisan dan kemudian saya artikan dalam bahasa Indonesia sesuai kemampuan saya mengingat. Bagi saya, itu adalah pernyataan luar biasa untuk menutup pidato. Bencana yang dialami adalah bukan sesuatu yang bisa dianggap sesuatu hal yang biasa-biasa saja. Seakan-akan menunjukkan suatu sikap bahwa Pemerintah Jepang akan mengatasi bencana ini dengan serius dan masyarakat tidak perlu khawatir akan hal tersebut.

Tadi malam (13/3/2011), saya membuka website BBC. Ada pernyataan yang saya ingin kutip, Naoto Kan said: "We as Japanese people can overcome these hardships". Tanpa ada rasa kecil hati bahwa Jepang akan berdiri dari bencana yang mereka alami. Membuat iri.

Lucunya, sebelumnya saya sempat membaca artikel tentang pernyataan Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Dia bilang Indonesia akan membantu Jepang kalau diminta. Keterlaluan. Sungguh terlalu. Tidak sepatutnya kata kalau itu disebut. Bantulah semampunya, dunia juga bisa mengukur kemampuan Indonesia. Terlebih karena sekarang politik Indonesia memperbincangkan tentang Wikileaks.

Bersamaan dengan berita Jepang yang saya tonton, teks berjalan di bagian bawah memberitakan tentang Libya. Kondisinya memicu terjadinya civil war. Saya jadi panik. Kalau saja saya masih berkutat banyak dengan ilmu politik, yang terjadi sekarang akan menjadi topik diskusi dan perdebatan yang tak cepat selesai. Mungkin saya harus melatih otak saya lagi.

Semoga Jepang segera pulih.

Komentar

Postingan Populer