Kebijakan dalam Buku

Yang membedakan manusia adalah buku. Dalam setiap buku, manusia dapat menemukan kebijakan.

Itu adalah pernyataan salah satu temanku yang terekam di ingatan. Buku pun menjadi pembeda antara manusia dan hewan.

Kenapa bisa seperti itu?
Untuk mengisi perut, manusia bekerja dan mencari uang sedangkan hewan berburu.
Untuk meneruskan keturunan, manusia menikah dan para hewan memiliki musim kawin.

Aku pun berpikir, manusia memang diberikan akal oleh Sang Pencipta. Namun, beberapa hewan juga memiliki otak, ukurannya saja tidak cukup besar. Orang utan ataupun hewan-hewan dalam kelasnya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan kehidupan manusia.

Ini bukan suatu perdebatan berdasarkan fakta yang begitu lengkap dan pertimbangan atas norma-norma lain, khususnya agama. Ini hanya sekedar perbincangan ringan.

Buku dan tulisan menjadi perekam sejarah manusia.

Melalui buku, aku belajar mengerti bahwa masing-masing dari kita mempunyai peluang untuk menjadi lebih baik. Memperluas cara pandang dan pengetahuan. Memberikan gambaran tentang yang akan terjadi di dunia.

Para penulis buku, dengan kemampuan mereka yang luar biasa, mampu membuat aku untuk meneruskan membaca dari lembar ke lembar. Tulisan yang dibuat berdasarkan fakta-fakta atau sepenuhnya atas fiksi hidup. Semua itu disajikan. kita sebagai pembaca yang patut lebih bijak dalam menyerapnya.

Lingkungan akademis dan sosialku membuatku membaca berbagai buku. Buku politik yang sarat akan sejarah waktu dan rekaman perkembangan suatu negara, dengan kecurigaan atas keberpihakan pendapat sang penulis. Buku sastra yang memberikan imajinasi dan sarat akan pembelajaran moral. Buku bisnis dan manajemen, memberikan kerangka pemahaman atas penghidupan organisasi. Buku seni dan budaya memperkayaku dalam ke-Indonesia-an.

Memulai petualangan melalui buku.

Mari membaca!

*ternyata tanggal 23 April 2010 adalah Hari Buku Dunia.

Komentar

Postingan Populer