Terima Kasih
Hari jumat, 19 Februari 2010.
Hari ini saya menggunakan angkutan umum lebih banyak dari biasanya. Tempat tujuan saya mengharuskan berganti angkutan.
Ada satu adegan yang tidak dapat saya lupakan begitu saja.
Ketika urusan pertama selesai, saya naik angkutan dari depan tempat tersebut. Sebelum naik, sang supir tampaknya memiliki tinggi di bawah rata-rata orang. Dia terlihat lebih kecil.
Semangat bapak ini OK juga.
Jarak tempuh yang saya perlukan tidak sepanjang trayek angkutannya. Saya memberikan satu lembar seribu rupiah. Lalu, dia berkata,
'Terima kasih.'
Mendengarnya membuat saya tersenyum. Bapak itu telah menunjukkan ketulusan luar biasa di hari saya yang biasa. Ucapan darinya, seorang sosok tak dikenal, memberikan kesejukan.
Dunia ini masih indah. Masih ada harapan buat kita untuk terus mengisinya dengan keindahan lainnya.
Terima kasih banyak luar biasa, Pak. Semoga penumpang langganan Bapak bisa bertambah. Jadi, Bapak bisa terus menghadirkan ketulusan.
Hari ini saya menggunakan angkutan umum lebih banyak dari biasanya. Tempat tujuan saya mengharuskan berganti angkutan.
Ada satu adegan yang tidak dapat saya lupakan begitu saja.
Ketika urusan pertama selesai, saya naik angkutan dari depan tempat tersebut. Sebelum naik, sang supir tampaknya memiliki tinggi di bawah rata-rata orang. Dia terlihat lebih kecil.
Semangat bapak ini OK juga.
Jarak tempuh yang saya perlukan tidak sepanjang trayek angkutannya. Saya memberikan satu lembar seribu rupiah. Lalu, dia berkata,
'Terima kasih.'
Mendengarnya membuat saya tersenyum. Bapak itu telah menunjukkan ketulusan luar biasa di hari saya yang biasa. Ucapan darinya, seorang sosok tak dikenal, memberikan kesejukan.
Dunia ini masih indah. Masih ada harapan buat kita untuk terus mengisinya dengan keindahan lainnya.
Terima kasih banyak luar biasa, Pak. Semoga penumpang langganan Bapak bisa bertambah. Jadi, Bapak bisa terus menghadirkan ketulusan.
Komentar
hehehe...
Semoga aku bisa ketemu lagi sama si bapak itu.
gak bilang terima kasih kembali apa apa gitu...
hehe